BAHAYA PENYAKIT ‘AIN DAN CARA PENGOBATANNYA
🌤🌻🚦BAHAYA PENYAKIT ‘AIN DAN CARA PENGOBATANNYA
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah.
Pertanyaan :
Apakah penyakit ‘ain itu bisa menimpa seseorang dan bagaimana cara mengobatinya? apakah menjaga diri dari penyakit ‘ain itu menafikan tawakal?
Jawaban :
Kami memandang bahwasanya penyakit ‘ain itu betul-betul terjadi, dan telah ditetapkan oleh syariat serta bisa dirasakan oleh Indra.
Allah Taala berfirman :
وَإِن یَكَادُ ٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ لَیُزۡلِقُونَكَ بِأَبۡصَـٰرِهِمۡ
“Dan sungguh, orang-orang kafir itu hampir-hampir menggelincirkanmu dengan pandangan mata mereka,
[QS. Al-Qalam 51]
Ibnu Abbas dan selainnya radhiyallahu ‘anhum dalam tafsir ayat ini berkata :
Yakni akan menimpakan kamu penyakit ‘ain dengan pandangan mata mereka.”
Dan Nabi ﷺ bersabda :
الْعَيْنُ حَقٌّ لو كانَ شيءٌ سابقُ القدَرَ لسبقَتْهُ العينُ، و إذا اسْتُغْسِلْتُم فاغْسِلُوا
“Penyakit ‘ain itu benar adanya, kalau seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, niscaya penyakit ‘ain akan mendahuluinya. Maka jika kalian diminta mandi hendaknya kalian mandi.”
[HR. Muslim]
Dan termasuk juga apa yang diriwayatkan oleh Imam Nasa’i dan Ibnu Majah dari Amir Bin Rabiah, sesungguhnya Amir pernah melewati Sahal bin Hunaif ketika ia sedang mandi. Maka Amir mengatakan kepadanya : “Saya tidak melihat seperti hari ini, tidak ada kulit yang lebih mulus.”
Maka tidak selang lama Sahl pun jatuh pingsan dan kemudian ia didatangkan kepada Rasulullah ﷺ lalu Dikatakan kepada beliau : Sahal tertimpa penyakit ain.
Maka Rasulullah ﷺ mengatakan :
“Siapakah yang kalian duga menimpakan pengakit ain kepadanya?
Mereka mengatakan : “Amir bin rabiah”.
Maka Nabi ﷺ bersabda : Atas dasar apa salah seorang kalian hendak membunuh saudaranya (melalui penyakit ain). Apabila salah seorang kalian melihat dari saudaranya perkara yang menakjubkan, maka hendaknya dia mmendoakanya dengan Barakah.”
Kemudian beliau meminta air, lalu memerintahkan Amir bin rabiah untuk berwudhu, membasuh wajahnya dan kedua tangannya, hingga sikunya, dan kedua lututnya serta bagian dalam sarungnya. Lalu Beliau memerintahkan untuk menyiramkan air kepada sang sakit (Sahl).
Dalam lafazh lain, beliau menuangkan air dari belakangnya.
Dan kenyataan juga membuktikan akan hal itu dan tidak mungkin untuk diingkari.
Maka disaat sudah terkena ain, hendaknya ditempuh pengobatan (untuk penyakit ain) sesuai syariat, yaitu :
1⃣. Yang pertama : Membaca ruqyah, Nabi ﷺ bersabda :
لا رقية إلا من عين أو حمة
“Tidak ada ruqyah yang lebih bermanfaat kecuali untuk penyakit ‘ain dan sengatan hewan berbisa.
Dan dulu Jibril ‘alaihissalam pernah meruqyah Nabi ﷺ dan beliau membacakan :
بِسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ شَىْءٍ يُؤْذِيكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ أَوْ حَاسِدٍ اللَّهُ يَشْفِيكَ بِسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ
“Dengan nama Allah aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang mengganggumu, dari kejelekan setiap jiwa atau pandangan mata yang hasad, semoga Allah menyembuhkanmu, dengan menyebut nama Allah aku merubahmu.”
2⃣ Yang kedua : Dengan meminta mandi (orang yang menimpakan ain). Sebagaimana Nabi ﷺ perintahkan kepada Amir bin rabiah dalam hadis yang lalu, lalu disiramkan kepada yang terkena penyakit ‘ain.
Adapun mengambil sesuatu dari orang yang tersebut, kencingnya atau kotorannya maka ini tidak ada dalilnya, demikian juga mengambil dari bekas-bekasnya. Akan yang ada dalilnya adalah Membasuh anggota wudhunya, bagian dalam sarungnya dan demikian juga bagian dalam dari sorbannya, pecinya atau pakaiannya.
Dan membentengi diri dari penyakit ain terlebih dahulu itu tidak mengapa dan tidak menafikan tawakal. Bahkan ini adalah bagian dari tawakal, karena Tawakal adalah bersandar kepada Allah dengan melakukan sebab-sebab yang dibolehkan atau perkara yang diperintahkan. Dulu Nabi ﷺ mendoakan perlindungan untuk Hasan dan Husein dan mengatakan :
أعيذُكُما بِكلماتِ اللَّهِ التَّامَّةِ ، مِن كلِّ شيطانٍ وَهامَّةٍ ومن كلِّ عينٍ لامَّةٍ
“Aku meminta perlindungan untuk kamu berdua, dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari setiap setan dan hewan berbisa, dan penyakit ain yang membahayakan.”
“Dan dahulu Nabi Ibrahim membaca demikian pula untuk perlindungan bagi Ishak dan Ismail ‘alaihimassalam.” [HR Bukhari.]
📑 Fatawa Arkaan Al-Islam 133
⏩|| Grup Whatsap Ma’had Ar-Ridhwan Poso
💽||_Join chanel telegram
http://telegram.me/ahlussunnahposo
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁