Aqiqah

HUKUM SEORANG YANG MEMBENCI POLIGAMI

حكم من أنكر تعدد الزوجات 

🌴🌷🌻 HUKUM SEORANG YANG MEMBENCI POLIGAMI

Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz rahimahullah

Pertanyaan :

Di sana juga ada sebagian wanita yang lebih mengedepankan adat masyarakatnya di Eropa atau di sebagai negeri barat secara umum atau pada negeri-negeri non muslim. Mereka mengatakan dalam hal itu : Sesungguhnya poligami itu tidak boleh.
Dan di sini misalnya secara hukum syariat, diperbolehkan poligami. Maka bagaimana hukum tuduhan seperti ini dalam Islam?

Jawaban :

Barangsiapa yang membenci poligami dan menganggap bahwasanya tidak berpoligami itu lebih afdhal, maka hukumnya kafir dan dia murtad dari Islam. Karena dia na’udzubillah mengingkari hukum Allah dan membenci apa yang Allah syariatkan. Allah Taala berfirman :

ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ كَرِهُواْ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأَحۡبَطَ أَعۡمَٰلَهُمۡ

Yang demikian itu karena mereka membenci apa (Al-Qur’an) yang diturunkan Allah, maka Allah menghapus segala amal mereka.
[QS. Muhammad 9]

Dan barangsiapa membenci apa yang Allah turunkan maka ia terhapus amalannya.
Dan mereka yang membenci poligami dan melihat bahwasannya syariat telah berlaku zalim, atau menyatakan kalau hukum Allah dalam hal ini ada kekurangan, atau hukum Allah itu tidak baik, atau apa yang mereka lakukan di negeri nashara dari monogami itu lebih baik, Ini semua adalah bentuk kemurtadan dari Islam naudzubillah.

Seperti orang yang mengatakan sesungguhnya kewajiban shalat itu tidak sesuai, kalau seandainya manusia dibiarkan tanpa shalat itu lebih baik, atau tanpa berpuasa itu lebih baik, atau tanpa membayar zakat. Barang siapa yang mengatakan demikian, maka dia telah kafir.

Barangsiapa yang mengatakan sesungguhnya tidak shalat itu itu lebih utama, tidak berpuasa itu lebih utana, tidak membayar zakat itu lebih utama, tidak menunaikan haji itu lebih utama maka dia kafir.
Demikian juga seorang yang mengatakan : “Tidak mengapa berhukum dengan selain syariat, boleh.”
Seandainya berkata : Hukum syariat itu lebih afdhal. Akan tetapi jika dia berkata, berhukum dengan selain apa yg Allah turunkan itu boleh atau baik. Semua ini adalah kemurtadan keluar dari Islam. Na’udzu billah.

Kesimpulannya :

▫️ Barangsiapa yang membenci apa yang Allah turunkan dan apa yang Allah syariatkan, maka dia telah murtad.

▫️ Demikian juga barangsiapa yang menyukai dan ridha dengan apa yang Allah haramkan, dan dia mengatakan : Sesungguhnya itu adalah baik, itu adalah hal yg pantas, seperti berzina dan mencuri maka dia kafir juga.
Naam, kita memohon kepada Allah keselamatan.

السؤال:
هناك أيضاً بعض النساء يفضلن العادات الاجتماعية في أوروبا أو في الغرب عموماً أو في البلاد غير الإسلامية، ويقلن في ذلك: إن تعدد الزوجة ممنوع، وهنا مثلاً في الحكم الشرعي يباح تعدد الزوجة، فما الحكم في إلصاق هذه التهمة في الإسلام؟ 

الجــــواب:
من كره تعدد الزوجات وزعم أن عدم التعدد أفضل، فهو كافر مرتد عن الإسلام؛ لأنه -نعوذ بالله- منكر لحكم الله وكاره لما شرع الله، والله يقول سبحانه: ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ [محمد:9]، من كره ما أنزل الله حبط عمله، فالذي يكره تعدد الزوجات ويرى أن الشريعة يعني قد ظلمت أو أن في حكم الله في هذا ناقص أو مو بطيب، أو أن ما يفعلونه في بلاد النصارى من الواحدة أن هذا أولى وأفضل،
هذا كله ردة عن الإسلام نعوذ بالله، كالذي يقول: إن فرض الصلاة ما هو مناسب، لو ترك الناس بدون الصلاة كان أحسن أو بدون صيام أحسن أو بدون زكاة، من قال هذا فهو كافر، من قال: إن عدم الصلاة أولى أو عدم الصيام أولى أو عدم الزكاة أولى أو عدم الحج أولى كان كافراً، وهكذا لو قال: لا بأس أن يحكم بغير الشريعة، يجوز، ولو قال: حكم الشريعة أفضل، لكن إذا قال: إن الحكم بغير ما أنزل الله جائز أو أنه حسن، كل هذا ردة عن الإسلام نعوذ بالله. 
فالحاصل من كره ما أنزل الله وما شرعه الله هو مرتد، وهكذا من أحب ورضي بما حرم الله وقال: إنه طيب وإنه مناسب كالزنا والسرقة يكون كافراً أيضاً .نعم. نسأل الله العافية. 

https://binbaz.org.sa
 
⏩|| Grup Whatsap Ma’had Ar-Ridhwan Poso
https://chat.whatsapp.com/EjQzy5ICzAhEl9JfIk5f5v

💽||_Join chanel telegram
http://telegram.me/ahlussunnahposo