Riya

JIKA AMALAN AWALNYA IKHLAS, NAMUN MUNCUL RIYA SERTELAHNYA.

⚖🚦📚 JIKA AMALAN AWALNYA IKHLAS, NAMUN MUNCUL RIYA SERTELAHNYA.

Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah

Jika satu amalan awalnya karena Allah, lalu muncul riya. Maka jika itu sekedar terbesit saja, lalu ia berusaha menepisnya, maka hal itu tidak memudharatkannya dan tidak ada perselisihan pendapat ulama padanya.

Namun, jika ia terus terlarut dalam riya, apakah itu membatalkan amalnya ataukah tidak memudharatkannya dan ia tetap mendapatkan pahala sesuai niat awalnya?

Dalam hal ini ada perbedaan pendapat di kalangan ulama salaf. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Jarir At-Thabari.

Keduanya menguatkan bahwa amalannya tidak batal karenanya dan ia mendapatkan pahala sesuai niat awalnya.  Pendapat ini diriwayatkan dari al-Hasan Al-Bashri dan lainnya.

Beliau berdalil dengan apa yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Maraasilnya dari Atha’ Al-Khurasani:

“Ada seorang laki-laki berkata, “Wahai Rasulullah, semua Bani Salamah berperang. Sebagian dari mereka berperang untuk dunia, sebagian dari mereka berperang untuk menyelamatkan dunia, dan sebagian dari mereka berperang karena mencari wajah Allah. Maka siapa di antara mereka yang mati syahid?” Beliau menjawab,
“Semua mereka, jika niat asli mereka adalah meninggikan kalimat Allah”

Ibnu Jarir menyatakan bahwa perbedaan pendapat ini berlaku pada amalan yang ada keterkaitan antara akhirnya dan awalnya, seperti shalat, puasa, dan haji.

Adapun amalan yang tidak ada keterkaitan awal dan akhirnya, seperti membaca Al-Quran, berdzikir, menafkahkan harta, dan menyebarkan ilmu, maka terputus oleh niat riya yang muncul darinya, dan ia butuh memperbarui niatnya.

📑 Jaami’ul ‘Uluum Wal Hikam 26

⏩|| Saluran Whatsap Ma’had Ar-Ridhwan Poso
https://chat.whatsapp.com/EDSPbabz7ZjD7HwNvYWslK

💽||_Join chanel telegram
http://telegram.me/ahlussunnahposo