HUKUM MENGGUGURKAN KANDUNGAN
FATWA ULAMA TERKAIT HUKUM MENGGUGURKAN KANDUNGAN
Syaikh Ibnu Baaz rahimahullah
Pertanyaan :
Apa hukum menggugurkan kandungan dalam Islam. Apakah boleh pada waktu tertentu? Jazakumullah khairan.
Jawaban :
Dalam hal ini ada rincian, dan perkaranya besar. Aborsi itu perkaranya besar, dan padanya ada rincian :
– Jika janin masih pada usia empat puluh hari pertama, maka perkaranya lebih lapang. Jika ada hajat untuk digugurkan, seperti Sang ibu masih memiliki anak-anak kecil-kecil yg ia didik, dan keadaan hamil menjadi terasa berat atasnya. Atau karena ia sakit yg terasa berat baginya hamil, maka tidak mengapa menggugurkan pada usia empat puluh hari pertama.
– Adapun pada umur empat puluh hari kedua, setelah jadi segumpal darah atau daging, ini lebih berat hukumnya. Sang ibu tidak boleh mengguggurkannya kecuali ketika ada udzur (alasan) yg berat, sakit berat, yg dinyatakan oleh dokter spesialis kalau hamil itu membahayakannya. Maka tidak mengapa untuk menggugurkannya karena kondisi ini. Tatkala kawatir terjadi bahaya yg besar.
– Adapun setelah ditiupkannya ruh, setelah bulan keempat, maka tidak boleh digugurkan selamanya. Bahkan wajib atas sang ibu untuk bersabar dan tabah hingga melahirkan in sya Allah. Kecuali jika ada dua dokter spesialis yg terpercaya atau lebih menetapkan, kalau beradaan Janin bisa membunuh ibunya, bisa jadi sebab kematiannya. Maka tidak mengapa melakukan sebab-sebab yg bisa mengeluarkan janin. Karena kawatir akan kematian ibunya. Karena hidupnya sang ibu itu keharusan, ketika ada kondisi darurat yg sangat, dengan persetujuan dua dokter atau lebih yg terpercaya, kalau keberadaan janin itu membahayakan sang ibu, kalau ia terancam kematian jika janinnya tetap ada. Maka tidak mengapa jika mendapati syarat-syarat tersebut, maka tidak mengapa hal itu in sya Allah.
– Demikian juga kalau ia cacat dengan cacat yg membahayakan, kalau janinnya tetap ada, ia akan membahayakan sang ibu, yg hal ini dinyatakan oleh dua dokter atau lebih. Kalau anak ini seandainya ia tetap ada, niscaya akan terancam kematian karena sebab pada sang bayi. Maka ini semua boleh (aborsi) karena alasan darurat, jika membahayakan sang ibu, terancam kematian dengan pernyataan dua dokter spesialis atau lebih yg terpercaya.
Pembawa acara : Jazakumullah khairan
حكم الإجهاض
السؤال: ما حكم الإجهاض في الإسلام، وهل يجوز في مدة معينة؟ جزاكم الله خيراً.
الجواب:
هذا فيه تفصيل فأمره عظيم، الإجهاض أمره عظيم وفيه تفصيل:
إذا كان في الأربعين الأولى فالأمر فيه أوسع إذا دعت الحاجة إلى إجهاض؛ لأن عندها أطفال صغار تربيهم ويشق عليها الحمل؛ أو لأنها مريضة يشق عليها الحمل فلا بأس بإسقاطه في الأربعين الأولى.
أما في الأربعين الثانية بعد العلقة أو المضغة … هذا أشد، ليس لها إسقاطه إلا عند عذرٍ شديد مرضٍ شديد يقرر الطبيب المختص أنه يضرها بقاؤه فلا مانع من إسقاطه بهذه الحالة عند خوف الضرر الكبير.
وأما بعد نفخ الروح فيه بعد الشهر الرابع فلا يجوز إسقاطه أبداً، بل يجب أن تصبر وتتحمل حتى تلد إن شاء الله، إلا إذا قرر طبيبان أو أكثر مختصان ثقتان أن بقاءه يقتلها سبب لموتها فلا بأس بتعاطي أسباب إخراجه حذراً من موتها؛ لأن حياتها ألزم، عند الضرورة القصوى بتقرير طبيبين فأكثر ثقات أن بقاءه يضرها وأن عليها خطراً بالموت إذا بقي فلا بأس، إذا وجد ذلك بالشروط المذكورة فلا حرج في ذلك إن شاء الله.
وهكذا لو كان مشوهاً تشويهاً يضرها لو بقي يكون فيه خطر عليها قرر طبيبان فأكثر أن هذا الولد لو بقي عليه خطر الموت لأسباب في الطفل، فهذا كله يجوز عن الضرورة إذا كان عليها خطر، خطر الموت بتقرير طبيبين أو أكثر مختصين ثقتين.
المقدم: جزاكم الله خيرًا.
https://binbaz.org.sa/fatwas/25478/%D8%AD%D9%83%D9%85-%D8%A7%D9%84%D8%A7%D8%AC%D9%87%D8%A7%D8%B6
|| Grup Whatsapp Ma’had Ar-Ridhwan Poso
||_Join chanel telegram
http://telegram.me/ahlussunnahposo