BAGAIMANA CARA MENGHIDUPKAN MALAM LAILATUL QADAR?
🍃🌻 BAGAIMANA CARA MENGHIDUPKAN MALAM LAILATUL QADAR?
Fatwa Al-Lajnah Ad-Daa’imah
Pertanyaan:
Bagaimana cara menghidupkan malam Lailatul Qadar? Apakah dengan shalat, atau dengan baca Alquran atau membaca sirah Nabi atau nasehat dan bimbingan dan mengadakan perayaan untuk itu di masjid?
Jawaban :
1⃣ Yang pertama :
Dulu Rasul ﷺ bersungguh-sungguh (dalam ibadah) di sepuluh hari terakhir bulan ramadhan, yang tidak pernah beliau bersungguh-sungguh semisal itu di bulan lain, dengan melaksanakan shalat malam, membaca Al-Quran dan berdoa.
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha :
“Sesungguhnya Nabi ﷺ dulu jika memasuki sepuluh terakhir Ramadhan, beliau menghidupkan malam-malamnya, membangunkan keluarganya dan mengencangkan tali pinggangnya.”
Dalam riwayat Ahmad dan Muslim :
“Dulu beliau ﷺ bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir, yang tidak pernah bersungguh-sungguh pada selainnya.”
2⃣ Yang kedua :
Nabi ﷺ menganjurkan untuk melaksanakan shalat malam di malam Lailatul Qadar atas dorongan iman dan mengharap pahala. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi ﷺ bersabda :
“Barang siapa yang melaksanakan shalat malam di Lailatul Qadar atas dorongan iman dan mencari pahala, maka dia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Diriwayatkan oleh al-jama’ah kecuali Ibnu Majah dan hadits ini menunjukkan akan disyariatkannya menghidupkan Lailatul Qadar dengan shalat malam.
3⃣ Yang ketiga :
Diantara doa yang paling afdhal, yang dibaca di malam Lailatul Qadar, adalah apa yang Nabi ﷺ ajarkan kepada Aisyah radhiyallahu anha.
Imam Tirmidzi meriwayatkan dan beliau menshahihkan dari Aisyah radhiyallahu anha berkata: Aku berkata :
“Wahai Rasulullah, bagaimana menurut anda, jika saya tahu suatu malam itu adalah malam Lailatul Qadar, apa yang mesti aku baca padanya?
Beliau menjawab : Bacalah olehmu :
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii.
Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Maha pengampun, dan mencintai ampunan, maka ampunilah aku.
4⃣ Yang keempat :
Adapun mengkhususkan satu malam dari bulan ramadan dan menetapkannya sebagai Lailatul Qadar, maka ini butuh kepada dalil yang menentukan itu sebagai Lailatul Qadar. Akan tetapi malam-malam ganjil sepuluh terakhir itu lebih pantas dari yang lainnya. Dan malam yang ke duapuluh tujuh, itu yang paling pantas untuk jadi lailatul qadar. Berdasarkan beberapa hadits-hadits yang menunjukkan apa yang kami sebutkan.
5⃣ Yang kelima :
Adapun berbuat bid’ah, maka hukumnya tidak boleh, apakah di bulan ramadhan atau selainnya. Dan telah pasti dari Rasulullah ﷺ bahwasanya beliau bersabda :
“Barangsiapa yang mengada-adakan pada urusan kami ini, apa yang bukan bagian darinya, maka itu tertolak.”
Dalam riwayat lain :
“Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan, yang tidak ada perintahnya dari kami, maka itu tertolak.”
Maka apa yang dilakukan pada sebagian malam-malam ramadhan, dengan mengadakan perayaan-perayaan, maka kami tidak mengetahui dasarnya.
Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad ﷺ dan sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan.
Allah semata tempat meminta taufiq.
📑 Pertanyaan ke 8 dari fatwa no 2392
#caramenghidupkan
#lailatulqadar
#sepuluhterakhir
⏩|| Grup Whatsap Ma’had Ar-Ridhwan Poso
💽||_Join chanel telegram
http://telegram.me/ahlussunnahposo