Doa & Dzikir

SYARAT-SYARAT DIKABULKANNYA DOA

🌿🍇 SYARAT-SYARAT DIKABULKANNYA DOA.

Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz rahimahullah

Pertanyaan :

Dzikir dan doa ini adalah senjata, sebagaimana yg anda sifatkan bagi setiap mukmin.
Apakah dipersyaratkan dengan syarat-syarat yang lainnya bagi orang yang membawa senjata ini?

Jawaban :

Iya, dan diantara sebesar-besar syarat adalah :

• Percaya kepada Allah,
• Membenarkan Dia, dan juga membenarkan RasulNya,
• Beriman bahwasanya Allah adalah Dzat Yang Maha Benar, Dia tidak berfirman kecuali yang haq,
• Mengikhlaskan untuk Allah
Dan mencontoh Rasulullah ﷺ, bersamaan dengan mengimani bahwasanya Rasululullah ﷺ telah menyampaikan kebenaran.
• Dan beliau adalah orang yang jujur dalam ucapannya.
• Dan ia melakukan itu semua karena dasar keimanan dan keyakinan kepada Allah, berharap dengan apa yang ada di sisi-Nya.
Bahwasanya Allah yang mengatur segala urusan.

Maka Allah Maha mampu atas segala sesuatu.
Itu bukan bersumber dari keraguan dan buruk sangka bahkan dari husnuzan kepada Allah dan yakin denganNya.

Sesungguhnya tatkala tidak diraih yang diinginkan, maka karena satu itu sebab dari sebab yang telah disebutkan atau selainnya.
Maka seorang hamba wajib menjalankan sebab-sebab dan Allah yang yang menetapkan sebab-sebab tersebut dan Dia adalah Dzat yang maha hikmah dan Maha Mengetahui.

Kadang obatnya sudah didapat, akan tetapi penyakitnya tidak hilang, karena sebab lain yang seorang hamba tidak tahu, dan di dalamnya Allah memiliki Hikmah.

Dan ini meliputi obat-obat yang materi atau obat-obat maknawi.
Obat-obat materi yang dijalankan oleh para dokter berupa obat-obatan, operasi dan semisalnya.
Dan obat maknawi yang bisa diraih dengan doa membaca Al-Quran dan selain dari itu dari sebab-sebab syar’i.
Bersamaan dengan itu semua kalau yang diinginkan belum tercapai, maka karena masih ada sebab yang lainnya, diantaranya adalah karena lalai dari Allah, diantaranya karena maksiat maksiat, lebih-lebih makan yang haram.

Telah Shahih dari Rasulullah ﷺ bersabda :

ما من عبد يدعو الله بدعوة ليس فيها إثم ولا قطيعة رحم إلا أعطاه الله بها إحدى ثلاث: إما أن تعجل له دعوته في الدنيا، وإما أن تدخر له في الآخرة، وإما أن يصرف عنه من الشر مثل ذلك، قالوا يا رسول الله، إذا نكثر قال: الله أكثر.

“Tidaklah ada seorang hamba berdoa kepada Allah, dengan satu doa yang tidak mengandung dosa atau memutus tali silaturahim, kecuali Allah memberikan salah satu dari tiga hal :

• Bisa jadi dia akan disegerakan dikabulkan doanya di dunia
• Bisa jadi akan disimpankan buatnya (kebaikan) di alam akhirat
• Bisa jadi akan dipalingkan darinya kejelekan yang semisal itu.

Maka para sahabat berkata : Wahai Rasulullah kalau begitu kita memperbanyak doa.
Beliau menjawab : Allah lebih banyak lagi (karunia-Nya).

Dengan itu seorang mukmin dan mukminah akan tahu, bahwasannya pengkabulan doa kadang ditunda sampai di akhirat, karena sebab yang hikmah Allah menuntut hal itu.

Dan terkadang dengan sebab doa, dipalingkan banyak kejelekan darinya, sebagai ganti dari dikabulkannya permintaannya.
Dan Allah Maha Hikmah dan Maha Tahu dalam PerbuatanNya dan PerkataanNya, Syariat dan TakdirNya.
Sebagaimana Allah berfirman :

إِنَّ رَبَّكَ عليم حَكِيمٌ.

“Sesungguhnya Rabbmu Maha Mengetahui dan Maha Hikmah.”
QS. Al-An’am 128.
Allah semata pemilik Taufiq.

📑 Majmu al-Fatawa 3/447

#doa #syarat #obat #penyakit #haram

⏩|| Grup Whatsap Ma’had Ar-Ridhwan Poso

💽||_Join chanel telegram
http://telegram.me/ahlussunnahposo