FiqihPuasa

NIAT PUASA SEBULAN PENUH DI AWAL RAMADHAN ITU TELAH MENCUKUPI DARI SETIAP HARINYA

✏️📋🌻 NIAT PUASA SEBULAN PENUH DI AWAL RAMADHAN ITU TELAH MENCUKUPI DARI SETIAP HARINYA .

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah

Pertanyaan :

Apakah niat berpuasa itu telah mencukupi dari niat puasa setiap harinya?

Jawaban :

Dan telah maklum, bahwa setiap orang yang bangun di akhir malam kemudian dia makan sahur, maka sesungguhnya dia telah menginginkan untuk berpuasa. Tidak lagu lagi dalam hal ini.
Karena setiap orang yang berakal akan melakukan sesuatu dengan ikhtiarnya. Tidak mungkin dia melakukan sesuatu kecuali dengan keinginannya dan keinginan disini itulah yang namanya niat.

Maka seseorang tidak akan makan di akhir malam kecuali karena niat ingin berpuasa. Kalau seandainya yang diinginkan adalah semata-mata untuk makan, maka ini bukanlah kebiasaan dia untuk makan di waktu ini.
Maka ini adalah sudah niat.

Akan tetapi butuh (dijelaskan) untuk pertanyaan semisal ini, yaitu kalau seandainya ada seorang yang tertidur sebelum tenggelam matahari di bulan Ramadan dan dia terus tidur sampai tidaklah dibangunkan kecuali setelah terbit Fajar di harii berikutnya.
Maka sesungguhnya dia tidak berniat di malam hari untuk berpuasa hari berikutnya.
Maka apakah kita katakan sesungguhnya puasa hari berikutnya itu sah, dibangun di atas niat yang terdahulu. Ataukah kita katakan : puasanya itu tidak sah karena dia tidak berniat di malam harinya?

Kita jawab : Sesungguhnya puasanya tetap sah, karena pendapat yang rajih, yang kuat, sesungguhnya niat berpuasa Ramadhan di awal bulan itu sudah mencukupi, tidak perlu dia memperbaharui niat setiap harinya.
Allahumma kecuali kalau ada sebab yang membolehkan dia untuk berbuka, membatalkan puasa di pertengahan bulan. Maka ketika itu dia harus mengulangi niat yang baru untuk berpuasa.

📑 Majmu Al-Fatawa 19/177

⏩|| Grup Whatsap Ma’had Ar-Ridhwan Poso

💽||_Join chanel telegram
http://telegram.me/ahlussunnahposo