Aqidah

AL-QUR’AN SEMUANYA ADALAH OBAT

🍃🌼 AL-QURAN ITU SEMUANYA OBAT

Ibnul Qayyim rahimahullah.

Allah Taala berfirman :

وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلۡقُرۡءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٞ وَرَحۡمَةٞ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارٗا

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, dan tidaklah menambah bagi orang yang zhalim (Al-Qur’an itu) kecuali kerugian.”
QS. Al-Isra 82.

Kata (من)di sini untuk menjelaskan jenis, bukan bermakna tab’iidh (sebagainya).
Karena Al-Quran itu semuanya adalah obat dan rahmat bagi kaum Mukmin.
Sebagaimana yang Allah berfirman dalam ayat yang lalu, maka Al-Quran adalah obat bagi hati dari penyakit kebodohan, penyakit keraguan dan kebimbangan.
Maka Allah tidaklah menurunkan dari atas langit satu obat yang lebih lengkap, lebih bermanfaat, lebih agung dan lebih mujarab dalam menghilangkan penyakit daripada Al-Quran.

Dan telah tetap dalam shahihain dari hadits Abu Sa’id radhiyallahu anhu berkata :

Ada serombongan sahabat Nabi ﷺ keluar dalam satu safar yang mereka jalani, sampailah mereka singgah di suatu kampung dan diantara kampung-kambung orang Arab. Kemudian rombonganpun bertamu kepada mereka, ternyata orang-orang Arab tersebut tidak mau menjamu mereka.
Lalu pemimpin kampung tersebut disengat binatang berbisa. Maka sang rakyatnya mengusahakan segala cara pengobatan tapi sedikitpun tidak bermanfaat. Sebagian mereka berkata kepada temannya :
“Coba seandainya kalian mendatangi serombongan orang tadi, yang singgah di kampung kita. Semoga sebagian mereka memiliki sesuatu obat.”

Maka mereka pun mendatangi para sahabat kemudian berkata :
“Wahai rombongan, sesungguhnya pemimpin kami digigit binatang berbisa, dan kami sudah berusaha untuk mengobatinya tapi tidak bermanfaat kepadanya. Apakah kalian memiliki sesuatu obat?”

Sebagian sahabat mengatakan : Ya, demi Allah, Sesungguhnya saya ini bisa meruqyah. Akan tetapi demi Allah, kami telah meminta jamuan tamu dari kalian, kalian tidak menjamu kami. Maka aku tidak mau meruqyah sampai kalian memberikan upah kepada diriku.
Maka mereka pun bersepakat untuk menetapkan upah sejumlah kambing. Maka sahabat ini pun mulai meniupkan (meryqyah) kepada si sakit dan membacakan surat Al-Fatihah. Kemudian seolah-olah si sakit ini terlepas dari ikatan. Akhirnya dia pun bertolak dan berjalan dan dia tidak lagi merasa sakit.
Maka merekapun memberikan kepada para sahabat upahnya yang mereka sudah sepakati.
Sebagian mereka mengatakan :
Mari kita bagi.
Dan orang yang meruqyah mengatakan :
Jangan kita melakukan ini, sampai kita mendatangi Nabi ﷺ kita ceritakan hal ini kepada beliau. Lalu kita lihat apa yg beliau perintahkan kepada kita.”

Lalu mereka pun tiba menghadap Rasulullah ﷺ Kemudian menceritakan hal itu kepada beliau. Maka beliau mengatakan :
وما يدريك أنها رقية؟
Dari mana engkau tahu kalau surat Al-Fatihah itu adalah ruqyah?
Kemudian Beliau berkata :

قد أصبتم، اقتسموا واضربوا لي معكم سهما

Kalian telah benar, maka bagilah kambing-kambing tersebut dan berikanlah saya bagian bersama kalian.”
HR. Bukhari Muslim.

📑 Ad-Daa’u wa Ad-Dawaa 7-8

⏩|| Grup Whatsap Ma’had Ar-Ridhwan Poso
https://chat.whatsapp.com/GPGA8RjzvS5K9K49rw7QC9

💽||_Join chanel telegram
http://telegram.me/ahlussunnahposo